Pagi itu seperti pagi biasanya, hembusan dingin bersiap pergi untuk digantikan hangatnya sang mentari. Dan pagi itu, saya, anda, dan kita semua akan dengan mudah memahami. Bahwa kesetiaan itu dapat ditemukan setiap hari.
Di pagi hari, kita akan sering menemukan mereka yang berlari pagi. Dan mayoritas, tentu mereka yang sudah berusia lanjut. Ada yang berolahraga sendiri, dan ada pula yang berpasangan.
Lari pagi, bagi mereka, mungkin merupakan bentuk romatisme tersendiri. Berkeliling kompleks perumahan, taman, dan tempat-tempat menyejukkan lainnya sembari merasakan kenyamanan, kedamaian, dan kehangatan hati.
Jika kita pernah menyimak obrolan mereka, mungkin akan terkesan remeh. Mengomentari cuaca, kabar teman lama, berita TV tadi malam, dan sebagainya. Tapi bukankah sangat indah apabila waktu kita dihabiskan, dalam langkah demi langkah di pagi hari, bersama seseorang yang cintanya sudah terbukti?
Saya pun membayangkan, saat empat puluh lima menit sudah membuat keringat mereka membasahi baju, mereka menepi. Menjadi jalan rezeki bagi sang penjual bubur ayam. Jangan pakai sambal, jangan pakai kacang, seru mereka.
Saat menu diantarkan, dan hidangan siap disantap, sang kakek menatap pasangan yang telah menemani harinya selama puluhan tahun. Senyumannya diiringi gumaman syukur dan doa. Sang nenek yang merasa ditatap, mengalihkan pandangannya dari mangkuk bubur.
Dan dalam sepersekian detik, sang kakek pun buru-buru mengalihkan pandangannya. Sambil menutupi salah tingkahnya, beliau mengatakan
”kamu cantik hari ini, sayang”
Di pagi hari, kita akan sering menemukan mereka yang berlari pagi. Dan mayoritas, tentu mereka yang sudah berusia lanjut. Ada yang berolahraga sendiri, dan ada pula yang berpasangan.
Lari pagi, bagi mereka, mungkin merupakan bentuk romatisme tersendiri. Berkeliling kompleks perumahan, taman, dan tempat-tempat menyejukkan lainnya sembari merasakan kenyamanan, kedamaian, dan kehangatan hati.
Jika kita pernah menyimak obrolan mereka, mungkin akan terkesan remeh. Mengomentari cuaca, kabar teman lama, berita TV tadi malam, dan sebagainya. Tapi bukankah sangat indah apabila waktu kita dihabiskan, dalam langkah demi langkah di pagi hari, bersama seseorang yang cintanya sudah terbukti?
Saya pun membayangkan, saat empat puluh lima menit sudah membuat keringat mereka membasahi baju, mereka menepi. Menjadi jalan rezeki bagi sang penjual bubur ayam. Jangan pakai sambal, jangan pakai kacang, seru mereka.
Saat menu diantarkan, dan hidangan siap disantap, sang kakek menatap pasangan yang telah menemani harinya selama puluhan tahun. Senyumannya diiringi gumaman syukur dan doa. Sang nenek yang merasa ditatap, mengalihkan pandangannya dari mangkuk bubur.
Dan dalam sepersekian detik, sang kakek pun buru-buru mengalihkan pandangannya. Sambil menutupi salah tingkahnya, beliau mengatakan
”kamu cantik hari ini, sayang”
4 comments:
Assalamu'alaykum,
kang agah, bikin shoutboxny dimana sih?ke-block sm firewall di kantor..cuape deeh..
bikin di oggix aja napa? :)
btw, afwan yak baru sempat mampir lagi, pa kabar pagi ini?
nenek : "ih, tua-tua ganjen deh..." :))
Hmm, baru sadar saya.
pasti si kakek ngelirik buburnya nenek tuh, biar bisa nambah geto deh..
Lam kenal.. :)
Assalamualaikum!
long time no see..
memang hidup cepat berlalu...
doain Juli bisa lulus kuliah agar bisa segera menghadapi kenyataan hidup yang lebih pahit....
just wanna tell you...i'm moving out to http://www.itchyich.wordpress.com/
see you there!
Post a Comment