Friday, August 04, 2006

SEDEKAH KITA BERKAH? NTAR DULU

Kasihan om, buat bayar sekolah om...

Seorang anak dengan baju lusuh mengulurkan tangan kepadaku. Dalam genggamannya terselip selembar fotokopian kertas SPP. Meski iba, namun aku memutuskan untuk tidak memberinya. Uang memang ada, namun sikap ini insyaAllah kuyakini sebagai yang terbaik. Pasalnya anak-anak tersebut pernah kudapati meminta kepada tukang fotokopi untuk meng-edit SPPnya tidak jauh dari tempat mereka ’beroperasi’. Akhirnya bukan uang yang mereka dapatkan, namun hanya seulas senyum penolakan dariku.

Seorang ulama di Bandung pernah menceritakan kisah sebagai berikut. Pernah dalam sebuah angkutan umum ada seorang anak meminta-minta kepada para penumpang. Namun hanya beberapa orang yang memberinya uang.

Saat angkot melaju, seorang ibu berkomentar ”anak-anak kayak gitu mah jangan dikasih, ngga ngedidik !”.

Dalam hatinya, sang ulama bergumam ”Ah bu, memang kapan kita ada waktu buat ngedidik mereka ?”

Dari dua ilustrasi diatas, ada benang merah yang dapat kita ambil. Bahwa memang betul kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk bersikap dermawan. Namun, tentu saja sikap tersebut pun harus proporsional. Tidak terlampau membelenggu tangan kita karena kikir, serta tidak pula terlampau mengulurkannya. Mengenai kekikiran, sudah terlalu banyak dalil yang mencela sikap tersebut. Namun bagaimana dengan terlampau dermawan

Rasulullah bersabda : Tidaklah seseorang selalu meminta-minta, melainkan nanti ia berhadapan dengan Allah dengan tiada sepotong dagingpun dimukanya.
Dalam riwayat lain beliau SAW bersabda : Barangsiapa yang meminta-minta untuk memperbanyak kekayaannya, maka tiada lain hanya memperbanyak bara api


Artinya bila kita menyedekahkan harta kita pada orang yang salah, maka hal tersebut bukan malah meringankan penderitaannya. Justru kita harus waspada, karena ada andil kita dalam memperberat hisab orang tersebut di akhirat kelak. Naudzubillah...

Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?

Ada seorang teman yang memiliki solusi yang sederhana mengenai masalah ini. Katanya ”Tidak ada istilah berlebihan dalam bersedekah, namun kitapun tidak dapat memeriksa latar belakang mereka (pengemis) satu-persatu. Kapasitas waktu kita terbatas. Jadi, mengapa kita tidak menitipkannya di lembaga yang jelas-jelas memiliki kapabilitas dalam hal tersebut”

Jika timbul pemikiran ”Ah, lokasinya jauh dari rumah/sekolah saya” Maka yakinilah setiap langkah yang kita jejakkan memiliki nilai tersendiri di sisiNya. Makin jauh, makin banyak catatan yang ditulis dalam kitab amal kita. Dengan satu syarat, ikhlas...

Ah...kapan ya kita akan memulainya?

4 comments:

Anonymous said...

assalamualaikum kang,,,ini arriie,,,
kang, saya lebih memilih memberi uang kepada pengamen 18 tahun, daripada kepada anak 6 tahun yang meminta2, karena saya pikir orang yg meminta2 itu tidak mengluarkan tenaga untuk berusaha,,,apakah pemikiran saya tidak benar ?
yah terimaasih kang,,wassalam,,

ichich said...

hmm...bingung juga yah?
jujur saya juga sering bingung antara ngasih ato ga ngasih...
tapi saya sering mikir.. kalo saya niatnya baek, emg mo ngasih...terserah dia tar mo dipake apa uang itu.. gmn tuh?

Afin Yulia said...

tulisanmu keren man, iya sih kamu bener, seorang guruku dulu malah bilang kasih aja orang yang meminta padamu terlepas dari motifnya apa, karena cuma IA yang tahu, biar IA yang menentukan apa sedekah kita bermanfaat pa nggak...

Anonymous said...

assalamualaikum w.w.,
Nah ini dia, akuw sempat bingung, dulu pernah denger seorang ulama mengatakan jangan memberikan sedekah kepada pengemis yang masih kuat ataupun pada anak-anak jalanan. Sejak saat itu akuw jadi sering hanya memberikan senyum dan beranggapan bahwa memberikan uang kepada mereka seolah akan menghancurkan mereka. Malah pernah kejadian ketika akuw beri uang, sang bocah itu lari dan digunakannya untuk main game, payah! Bener kata akang, kini lebih baik mensedkahkan lewat badan-badanyang lebih terjamin, sedekah jalan, berkah juga insya4JJI, riya juga tidak akan terlihat. That the best way. Selalu ada jalan. Jalan untuk menjadi lebih baik, Terima kasih kang……