Ternyata sebelum pensiun, beliau bekerja pada sebuah perusahaan asing di Kalimantan. But thats not the point, karena obrolan kami ternyata terus berlanjut hingga terungkapkan bahwa beliau bersama beberapa teman seperjuangannya *cieh* adalah inisiator diadakannya shalat jum’at di perusahaan tersebut.
Karena panggilan keimanan inilah dengan penuh keyakinan, beliau langsung menghadap atasannya, ekspatriat, dan mengutarakan keinginannya agar karyawan muslim disana lebih nyaman dalam beribadah. Dan atas kemudahan dari Allah, ternyata atasannya justru kagum dengan prinsip hidup yang beliau anut.
Bahkan dana pembangunan mushalla disana langsung disupply dari headquarters perusahaan tersebut *kalo ga salah* yang berlokasi di Prancis. Bisa bayangkan amal jariyah yang beliau dan teman seperjuangannya dapat atas setiap orang yang shalat disana? Subhanallah ya!
Nah ada yang lebih hebat.
Pernah denger Pesantren Hidayatullah dengan gerakan tebar da’i senusantaranya? Ternyata Pak Ramli dkk-lah yang menanggung biaya hidup bulanan para da’i yang bertugas di Kalimantan, khususnya yang dekat dengan lokasi kerja beliau. Katanya ”Biarlah mereka (para da’i) fokus berdakwah saja, urusan nafkah biar kami yang handle”
Suatu hari beliau sangat terkejut saat beras yang biasa dikirimnya untuk jatah sebulan ternyata habis dalam waktu kurang dari tiga hari. Apakah dicuri? Bukan. Apakah ludes dimasak para da’i? Ternyata bukan juga. Lalu beliau pun penasaran dan menanyakan hal tersebut.
Apa jawaban para da’i tersebut?
Pak, beras tersebut kami kirimkan pada adik2 kami anak yatim di Jawa sana.
Bagi mereka, beras sangat berharga.
Dan Pak, urusan perut bagi kami nomer sekian.
Karena, yang terpenting bagi kami adalah, dakwah…
Karena panggilan keimanan inilah dengan penuh keyakinan, beliau langsung menghadap atasannya, ekspatriat, dan mengutarakan keinginannya agar karyawan muslim disana lebih nyaman dalam beribadah. Dan atas kemudahan dari Allah, ternyata atasannya justru kagum dengan prinsip hidup yang beliau anut.
Bahkan dana pembangunan mushalla disana langsung disupply dari headquarters perusahaan tersebut *kalo ga salah* yang berlokasi di Prancis. Bisa bayangkan amal jariyah yang beliau dan teman seperjuangannya dapat atas setiap orang yang shalat disana? Subhanallah ya!
Nah ada yang lebih hebat.
Pernah denger Pesantren Hidayatullah dengan gerakan tebar da’i senusantaranya? Ternyata Pak Ramli dkk-lah yang menanggung biaya hidup bulanan para da’i yang bertugas di Kalimantan, khususnya yang dekat dengan lokasi kerja beliau. Katanya ”Biarlah mereka (para da’i) fokus berdakwah saja, urusan nafkah biar kami yang handle”
Suatu hari beliau sangat terkejut saat beras yang biasa dikirimnya untuk jatah sebulan ternyata habis dalam waktu kurang dari tiga hari. Apakah dicuri? Bukan. Apakah ludes dimasak para da’i? Ternyata bukan juga. Lalu beliau pun penasaran dan menanyakan hal tersebut.
Apa jawaban para da’i tersebut?
Pak, beras tersebut kami kirimkan pada adik2 kami anak yatim di Jawa sana.
Bagi mereka, beras sangat berharga.
Dan Pak, urusan perut bagi kami nomer sekian.
Karena, yang terpenting bagi kami adalah, dakwah…
...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…
(QS Ath Thalaq 65 : 2-3)
(QS Ath Thalaq 65 : 2-3)
No comments:
Post a Comment