Wednesday, January 17, 2007

PARA DAI PAK RAMLI 1

Mungkin saya belum begitu lama mengenal beliau. Pak Ramli, sekretaris DKM Al Muhajirin, sebuah masjid di kompleks saya. Beliau adalah seseorang yang paling sering dipuji etos kerjanya oleh bapak ketua DKM.

For your information, ada sebuah tren siklus hidup bahwa kalo umur udah tua, maka sudah saatnya kembali ke Allah. Alias rajin-rajin ibadah. Nah, di kompleks rumah nih, kebanyakan memang udah pensiun. Ngga heran kalo banyak diantara teman saya yang (walaupun dalam hati, dan saya tahu itu) mengatakan “Gah, kamu dewasa banget” *suwit suwiw* ”Ya iyalah, gaulnya aja sehari-hari sama pensiunan gitu loh!

Ok, lanjut...
Tren itu dibuktikan dengan survey kecil2an. Bahwa mayoritas peserta shalat adalah bapak2 berusia lanjut. Kalo misalkan ada bapak-bapak yang jarang keliatan, terus tiba-tiba muncul di masjid. Artinya ada tiga kemungkinan. Baru pensiun, baru di-PHK, atau melarikan diri dari omelan istri di rumah. Sori, yang ketiga mah becanda.

Ada bapak-bapak yang cuma fokus di ibadah, seperti shalat. Dan ada juga yang mau berkarya lebih, yaitu menjadi pengurus DKM. Alhamdulillah, para aktivis harusnya malu sama bapak-bapak bersemangat tinggi seperti ini.

Tapi ada masalah nih,
Sehubungan mereka itu mantan pejabat. Jadi, kalo saya amati misalnya pas rapat. Seolah-olah masing-masing ingin menonjol. Dalam artian, pokoknya gua harus ngomong, masalah isi omongannya ngga penting2 amat, itu nomer kesekian. Intinya pengen menonjol. Padahal menonjol yang tidak pada tempatnya, ibarat bisul di pantat. Betul tidak hadirin? Betuuul...*ala Aa Gym*

Yah mirip2 sama aktivis muda yang pengen komentar melulu di forum lah, mereka yang berpendapat, diskusi yang durasinya semalaman dan berlarut-larut adalah ciri kesuksesan musyawarah. Dan setelah itu, mungkin hanya kurang dari seperempat anggota yang masih aktif mengerjakan hasil musyawarah itu selama periode kepengurusan.

Untungnya, Pak Ramli bukan tipe seperti itu.
Beliau sangat amanah dalam perannya sebagai sekretaris. Baik dalam jabatan di pengurus harian, maupun di kepanitiaan. Dan pernah beberapa pekan yang lalu, saya mengobrol agak lama dengan beliau.

BERSAMBUNG

1 comment:

Anonymous said...

kang, kata ibnu abbas, su'uzhon itu 'ghibah hati'. belajar husnuzhon yuk kang, sama2.. :)