Tuesday, November 28, 2006

MENJADI ORANG BIASA

Saya ngga tau apakah menjadi orang biasa itu membosankan atau menyenangkan.

Yang saya tau, orang biasa adalah orang yang sebelum pergi, sibuk memilih pakaian, karena sangat khawatir akan apa yang dikomentari teman-temannya. Padahal, siapa pula yang peduli dengan cara berpakainan orang biasa sepertinya? Dia adalah seseorang yang kuliah diantar sopir, sopir angkot maksudnya. Harinya diawali dengan cepat-cepat mendatangi gerombolan, dimana teman-temannya sedang menyalin tugas hasil karya 'sang bintang kelas'.

Di kelas, orang biasa adalah dia yang jantungnya berdegup kencang tanpa alasan saat beberapa detik lagi namanya dipanggil oleh dosen, padahal itu cuma absensi harian biasa. Dia adalah orang yang kagum saat temannya, 'sang idola kelas' berinisiatif mengacungkan jari untuk memberi pendapat. Sementara dirinya mati-matian tidak tergagap, saat dosen menyuruhnya berpendapat.

Saat istirahat, dia paling anti pergi sendirian, harus berkelompok karena merasa terasing bila berjalan sendirian. Oleh karena itulah, bila ke WC dia selalu minta ditemani. Dan ciri lain orang biasa adalah dia yang ikut tersenyum saat 'pelawak kelompok' melontarkan humor-humornya. Dia juga adalah orang yang mengangguk-anggukan kepala, walau ngga connect akan apa yang diobrolkan teman-temannya.

Saat nilai rata-rata kelas adalah tujuh, orang biasa adalah dia yang cukup puas mendapatkan nilai enam koma tujuh lima. Bila kuliah beres, dia tidak berani langsung pulang karena entah mengapa ada dorongan untuk bergabung, dan ngobrol terlebih dahulu dengan teman-temannya.

Buku bacaannya adalah koran langganan, modul kuliah (bukan text book loh), komik, dan buku-buku yang ditugaskan oleh gurunya untuk dirangkum. Tidak lebih, tidak kurang. Bila menonton, dia adalah orang yang terus-menerus memindahkan channel mencari acara yang menarik, walaupun tanpa disadari pemindahan channel itu sudah dia lakukan selama tiga puluh menit. *Tuing tuing*

Orang biasa tidak pernah berorganisasi, dengan alasan kuliah itu ya belajar. IPK adalah alasannya untuk kuliah, karena CVnya harus tampak sempurna. Les favoritnya adalah bahasa inggris dan komputer, karena inilah yang dibutuhkan untuk melamar kerja, katanya. Saat ditanya pendamping impiannya ia hanya menjawab, yang penting pengertian, begitu katanya. Cita-cita tertingginya adalah masuk surga, dengan bekal solat pada saat injury time hehehe...

Saat friendster mulai ngetren, dia sibuk mengisi testimoni untuk friendlistnya, peduli amat kenal apa ngga, yang penting dipuji balik. Saat gmail invintation dia dapat, dia sibuk ngasi tau temen-temennya bahwa fasilitas di gmail tuh begini dan begitu loh. Saat ngeblog, dia ngasi komentar plus linknya di blognya orang beken, biar blognya banyak dikunjungi. Padahal, bukankah puluhan komentator disana memiliki tujuan serupa? Pusing bo!

Kalau udah kerja, jabatannya mentok di staf. Dan bila berbisnis, orang biasa adalah dia yang sangat berobsesi memberi merek LUMAYAN atau SEDERHANA pada rumah makan yang didirikannya. Lagi demam clothing, ngikut. Lagi tren digital printing, hayu. Terus, terus, dan teruuuus dikendalikan arus

Yah begitulah hidup orang biasa, semuanya bisa ditebak, semuanya gitu-gitu aja

Ada yang punya ciri lain?
No heart's feeling ah...

3 comments:

Anonymous said...

menarik. sepertinya pengalaman pribadi, dan ekspresi kekurangpuasan (atau ketidakpuasan) dari pengalaman dan/atau pengamatan. tapi kita bisa cari persepsi orang biasa yang berbeda dari orang yg berbeda. kalau dijabari satu-satu, mungkin setiap individu akan mendapati dirinya sebagai bagian dari 'manusia biasa' tersebut, dengan ciri2 yang punya persamaan, kebutuhan yang punya persamaan, kekurangan yang punya persamaan. Manusia tetap manusia.

sedikit catatan, kalau boleh :) ^_^
16:125. "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Anonymous said...

wah nampaknya saya dapet kenalan misterius yang menyenangkan. boleh kenalan lebih jauh?

Anonymous said...

aq pertama kali sk ma judulnya


tpi pas bca tulisannya


aq akui itu bnr