Monday, December 25, 2006

SEBUAH KUNJUNGAN YANG TERTUNDA

"Insya Allah saya akan berkunjung ke rumahmu"

Begitulah janjiku padanya saat kami masih sama-sama menjadi pengurus di organisasi dakwah kampus. Sebut saja namanya Arno, dan dari semua rekan sedivisi mungkin hanya dengannya lah saya sering berdebat.

Debat dalam artian adu argumen dengan tempo tinggi, baik itu dalam rapat maupun diskusi empat mata. Karena itulah, saya menyimpan dua perasaan atasnya *deuh* Sebal karena karakter kerasnya, dan senang karena karakter tegasnya.

Dalam kesehariannya Arno adalah seorang mahasiswa yang tekun sehingga secara akademis sangat diatas rata-rata. Ok deh, poin ini bisa jadi jalan dakwah bagi lingkungannya.

Tapi…

Ada satu hal yang menurut saya seharusnya diperbaiki. Yaitu cara berpakaiannya yang terlampau cuek. Bahkan terkadang lusuh dan komposisi warnanya membuat mata cepat lelah.

Saya berpikir, bagaimana mungkin orang lain bisa simpati kalau penampilannya kayak gitu. Karena menurut saya, penampilan adalah salah satu pintu dalam berdakwah. Bukan begitu ?

Alhamdulillah, janji saya untuk mengunjungi rumahnya terlaksana baru beberapa hari yang lalu. Walaupun janji itu sudah sekitar dua tahun saya ikrarkan. Dan ternyata, pada saat itulah pandangan saya terhadapnya berubah drastis.

Hari sudah menjelang gelap saat kami berboncengan motor menuju rumahnya. Awalnya kami memasuki sebuah jalan sempit, hanya muat satu mobil. Perasaan saya masih biasa-biasa. Lalu setelah beberapa belokan, sebuah gang kami masuki. Perasaan saya pun masih biasa saja.

Beberapa rumah kecil berbahan batu bata kami lewati, teruus hingga rumah-rumah yang kami lewati makin sederhana –kalau tidak bisa dibilang kumuh- Dan akhirnya saya disuruhnya menghentikan motor di sebuah tembok yang memiliki pintu dari seng.

Pintu tersebut dibuka *jreng* dan tampak sebuah bedeng disana. Asal tahu, bedeng merupakan sebuah bangunan panjang yang disekat-sekat. Bukan untuk dijadikan kamar, namun justru untuk tempat tinggal.

Ya, disana ada beberapa keluarga perantau yang tinggal di ruangan yang lebih kecil dari kamar pribadi saya. Satu keluarga.

Lalu Arno mengajak saya ke kamar *maaf* rumahnya. Di dalam nampak bapaknya. Saya pun mengobrol ringan dengan beliau. Dari obrolan kami, ternyata beliau adalah seorang pedagang bakso yang rutin mangkal di depan sebuah supermarket.

Subhanallah, penghematan macam apa yang beliau lakukan sehingga anaknya dapat kuliah di sebuah kampus yang tergolong mahal.

Tidak lama berselang, ada suara wanita mengucapkan salam. Saya menoleh, dan ternyata yang datang adalah seorang pedagang jamu. Mungkin baru selesai berkeliling. Nampak letih, namun tetap ersenyum manis.

Tiba-tiba Arno berkata "Gah kenalkan, itu ibu saya" ucapnya mantap

*Sreet* Entah mengapa bukan rasa kasihan yang muncul dalam hati. Walau kini saya tahu kondisi ekonomi mereka. Sebuah rasa bernama kekaguman menyergap. Kagum yang berlipat-lipat. Kagum terhadap spirit luarbiasa dari sepasang orangtua yang sebegitu inginnya agar sang anak mendapatkan pendidikan terbaik.

Saya membayangkan kerja keras macam apa yang beliau berdua lakukan. Saya membayangkan sekuat apa penghematan yang beliau berdua lakukan. Dan Arno tidak menyia-nyiakan pengorbanan itu

Arno, terimakasih...
karena mengizinkan saya menunaikan kunjungan yang tertunda ini
kini saya lebih mengenal, apa artinya bersyukur

Monday, December 18, 2006

BASAH, BASAH, BASAH !

Tiga hari yang lalu...

Ashar, waktu dimana amalan kita diangkat para malaikat setelah subuh tadi. Langit nampak mendung, ditambah lagi rasa malas membuat diri ini mulai berdalih. Saya berpikir, ah kan kalo hujan mah ngga wajib shalat ke masjid. Nah masalahnya langit mendung tapi ngga hujan-hujan. Yah mau ngga mau the show must go on. Kewajiban harus dijalani. Maka mulai deh kaki dilangkahkan untuk shalat menuju masjid, walaupun berat.

Setiba di masjid, ritual mulai dijalankan. Dan ternyata, ramalan terbukti. Sebelum shalat diselesaikan ternyata hujan sudah turun dengan lebatnya. Gaswad nih, ngga bawa payung! Padahal saya ingat betul kalo ada pepatah mengatakan, sedia payung, dua tiga pulau terlampaui *garing yah, biarin* Dan kalo harus nunggu hujan reda, nampak lama nih.

Otak mulai berpikir. Dan mata pun mulai bergerak ke kanan atas, katanya sih kalo ekspresi gini artinya memikirkan masa lalu. Masa dimana saya masih sedikit penuh vitalitas dan berwajah imut. Dan tiba-tiba, Yihaa...! *ekspresi cowboy saat menemukan buruan*

Saya inget banget kalo dulu waktu sekitaran usia-usia SD lah. Pas hujan tuh girangnya bukan maen. Kenapa? Karena saat itulah saya dan adik berlari ke luar rumah untuk menyambut sebuah kondisi yang luar biasa dahsyat, menurut kami. Apa yang kami lakukan? Kami menari-nari didepan rumah, dan membiarkan derasnya hujan membasahi tubuh. Sensasinya, mantap!

Nah, daripada bengong trus terjebak bersama majelis taklimnya ibu-ibu yang beberapa menit lagi akan dimulai. Mendingan cabut ke rumah, sambil hujan-hujanan. Kenapa saya takut kalo terjebak sama ibu-ibu? Karena khawatirnya sulit kalo mereka berebut meminta saya jadi menantu, hehehe...

Pemikiran saya, sekali-kali bertindak sedikit radikal ngga apa-apa lah. Soalnya hidup ini cuma sekali. Selama tindakan tersebut ngga menyimpang, kenapa ngga? *Tapi ngomong-ngomong pemuda usia kepala dua, trus jalan sambil hujan-hujanan, ditambah senyum-senyum sendiri menyimpang ngga ya?*

Ah peduli amat, ngga dosa kok. Sekali-kali menghidupkan jiwa kekanak-kanakkan kita, refreshing gitu loh. Ok, tekad sudah bulat. Maka saya bangkit dari duduk, dan mulai melangkah. Kaki kanan mulai mengenakan sandal, disusul kaki kiri. Tangan kanan disodorkan dulu untuk mengetahui seberapa deras hujannya. Deras, deras sekali dengan angin yang cukup kencang. Ragu.

Tidak! Saya harus melangkah *cieh* dan BYUUR....hhaahhhhh sedikit kaget. Tapi saya menemukan sensasi yang entah mengapa membuat hati menjadi begitu damai. Tak terasa bibir tersenyum sendiri. Dan mata sedikit dipejamkan.

Nikmaaaaat....!

Thursday, December 14, 2006

SURAT MESRA BUAT ADIK

Adikku sayang…
Hari ini sudah delapan belas tahun
Kau hirup desir semesta ini
Tidak terasa ya

Kakakmu ini masih ingat betul
Saat menyuruhmu menghirup telunjukku
Bagaimana wanginya, kataku
Dan mungkin senyuman itu hanya milik kita berdua

Aku tak ingin mengucapkan selamat
Juga menyampaikan harapan

Terimakasih...
Karena banyak mengajariku
Bahwa sunyi bukan berarti diam
Teruslah beramal sayang

Karena,
orang yang hidup untuk dirinya sendiri
Akan hidup sebagai orang kerdil
Dan, mati sebagai orang kerdil

****
Untuk adikku Dwi Kurnia Putri
Yang lahir di hari ini

Monday, December 11, 2006

JAKARTA, FIUH...

Jakarta, ngga tau kenapa saya ngga pernah ngerasa nyaman dengan kota ini. Udara yang membuat ketiak lengket *waks !* dan mobilitas tanpa keramahan adalah salah satu argumennya. Menginap di dharmawangsa, daerah yang katanya sejuk pun tidak banyak membantu.

By the way

Dari jumat kemaren saya kesana buat ikut sebuah seminar periodik sebuah MLM dari Amrik. Setengah juta harga tiketnya, tapi satu istora senayan penuh sesak dengan para member dan calon membernya. Senang sekaligus miris. But sorry, bukan itu yang ingin saya bahas disini. Karena kehadiran saya disana pun bukan atas ongkos sendiri, dibayarin bo! Jadi, mana mungkin nolak. Lha wong tiketnya udah dibeliin.

Sambung nih

Yang berkesan adalah saat makan malem di senayan selepas acara selesai. Secara, mobil yang keluar parkiran buanyaak banget. Maka kami putuskan buat masuk ke resto dengan dua alasan. Pertama, nunggu lalulintas lancar. Dua, ikut sholat maghrib. Jadi intinya mah bukan makan, tapi numpang nunggu dengan malu setipis pantat botol.

Ya iyalah, yang lain beli makan berporsi-porsi. Kita mah cuma tahu isi 8 biji, teh manis anget 4, soalnya yang ini lebih murah dari teh botol hehehe... BUT WAIT ! Ada yang menarik di meja sebelah kanan belakang. Meja itu dilingkupi penghalang, nampaknya bakal ada lobi politik tingkat tinggi nih. Rahasia-rahasiaan segala, ekslusif banget...

Iseng, ngintip ah. Wow eh subhanallah, ada wanita yang mencrang dan berjilbab disana. Dan perasaan, kok nampak familiar yah. Artis bukan, tapi kok asa kenal. Maksudnya kenal tuh bukan timbal balik. Tapi saya (perasaan) tau dia, dan dia boro-boro tau saya. Gitu deh, orang indo mah kan hobinya sok-sok kenal kayak saya.

Siapa dia ?

Eureka! Ternyata itu Teh Rini. Pasti kenal dong, coba inget-inget. Udah inget? Yap itu adalah Teteh kita yang kedua setelah Teh Ninih. Dan tidak lama kemudian datanglah sang pangeran disertai ajudannya. Abdullah Gymnastiar yang ternyata baru aja ngisi acara di Indonesia Book Fair. Nampak letih.

Yah, efek jakarta mungkin

Aa Gah aja yang biasanya full power di bandung bisa letih
Apalagi Aa Gym hehehe


Thursday, December 07, 2006

BARU. KURA-KURA DALAM BIRU

(gaul mode : on)

Hmm...
Secara, gua sedikit perlu penyegaran
halah, asa teu pantes kieu

(gaul mode : off)

Begini sobat, sekarang
di bagian paling bawah blog ini ada virtual pet baru, yaitu :
JRENG ! kuya hejo a.k.a kura-kura berwarna hijau
namanya DEMPLON, artinya imut kayak yg punya-nya

tolong suruh dia renang sehari 16x yah,
biar kulitnya lembab ngga bersisik

oya, sebagai tanda sayang
maka kan kuberikan pantun indah ini

kura-kura dalam perahu
pura-pura tidak tahu

NB: punten aja kalo garing, hehehe

Tuesday, December 05, 2006

MALU MALUIN ISLAM

Suatu saat ada proposal permohonan sumbangan yang mampir ke kita
Pernah berfikir seperti ini?
Huh, malu-maluin Islam aja. Kok minta-minta sumbangan sih

WARNING !

Yang malu-maluin itu adalah orang yang mencaci, udah gitu ngga nyumbang lagi
Emang betul sih kata Rasul kita itu dilarang meminta-minta

TAPI....

Meminta yang dimaksud adalah meminta dalam konteks pribadi
Beda banget kalo kita meminta, dengan niat memberi peluang agar orang lain bisa berinfaq
Misalkan nyebarin proposal kayak gitu

Yang jadi masalah adalah saat kita dengan sombongnya
merasa tahu isi hati orang yang ngasi proposal itu

KESIMPULANNYA

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (Al Baqarah 263)

Maksudnya perkataan baik adalah : menolak dengan cara yang baik
Maksudnya pemberian maaf adalah : mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si peminta

NAH GINI DONG, BARU SIP !!
iya kan iya dong...