Saturday, August 11, 2007
SEDANG DALAM PROSES PINDAHAN
blog ini akan saya pindahkan
klik aja disini, dan anda akan tahu alasannya
kalo ada yang nge-link
jika tidak keberatan
silakan diganti alamatnya
tapi mau dihapus juga da ngga pa pa, kalem aja
Thursday, July 26, 2007
TIGA GURU BARU
Dalam beberapa hari belakangan saya baru menyadari, bahwa kalau kita mau mendengarkan sebentaaar saja, banyak sekali cerita dan inspirasi dari manusia di depan mata. Guru kehidupan *cieeh*
Ternyata, kita cuma perlu menyapa, tersenyum, dan membiarkan semuanya mengalir dengan kalimat pemancing "terus gimana lanjutannya, oh begitu ya..." sambil sedikit menganggukan kepala.
Ya, cuma itu caranya.
Tapi mungkin terkadang, kitalah yang sok sibuk
Terburu, tergesa, dan basa-basi seketika
Ada tiga guru yang mau saya ceritakan saat ini
Pertama, adik mentor saya yang terisak-isak saat kami bergantian membaca surat Al Haqqah. Saya pun jadi salah tingkah. Kenapa ? Karena fokus kami bukan pada tafsir ayat, melainkan tajwid. Dan suasananya pun cenderung santai.
Tapi kok dia bisa ya kayak gitu ? Jadi mikir, siapa yang guru, siapa yang murid. Saat itu saya jadi keingetan, bahwa salah satu ciri adanya iman pada hati kita itu, adalah bergetarnya jiwa saat ayat Allah dibacakan. Duh..pengen ya Allah
Kedua, bapak-bapak penjaga masjid di divlat telkom bandung utara. Yang nyerita, bahwa hanya dengan gaji Rp.400.000 di tahun 84 hingga saat ini naik jadi Rp.800.000, dia bisa nyekolahin keempat anaknya.
Kuncinya mah cuma satu, katanya, cukup bersyukur dengan apa yang Allah beri. Sebagai bukti ya, dari dulu belum pernah sehari pun perut bapak ngga diisi. Ngga pernah kelaperan. Alhamdulillah, alhamdulillah, katanya berulang-ulang.
Ketiga, akang penjual aksesoris metal buat cowok, itu tuh, yang biasa mangkal di depan departement store. Yang jualannya ikat pinggang berduri, rantai, dan sebagainya. Saya tertarik sama si akang ini karena kalo waktu sholat, dia yang suka adzan di musholla.
Nah, ternyata dia nyerita, Gah dalam bisnis itu yang penting berkahnya, bukan duitnya. Dan pengalaman akang, yang namanya duit dari bank itu ngga bakalan bikin bisnis nyaman. Riba, katanya. Dan Gah, kenapa coba saya seneng bisnis jualan barang kayak gini ? Karena dengan bisnis ini, temen-temen saya yang asalnya tukang mabok, jadi sibuk produksi barang dagangan. Bahkan jadi makin deket ke Masjid, alias jadi pada rajin solat.
Nah, yang paling bikin saya terkesan adalah saat si akang berkata. Gah, ada diantara temen saya yang asalnya kecanduan heroin, sekarang malah kecanduan shaum senin-kamis. Kalo dalam sepekan ngga shaum, katanya, rasanya kayak sakaw. Subhanallah...
Sahabatku tercinta *ehm ehm * terbukti kan, hanya dengan memperlambat dunia kita sejenak, ternyata banyak hikmah bertebaran bahkan di depan mata kita. Nah, demikian laporan dari detektif Agah, semoga bisa jadi bekal dalam beramal setelah anda baca postingan ini ;)
NB :
1. Terimakasih kepada deen yang membelokkan kekaguman saya, bahwa muslimah pun ada yang tidak kalah inspiratif nya dibanding gadis jepang yang ngga jelas
2. Juga kepada syam dan adilla yang isi blognya banyak bermuatan kata-kata puitis, saya jadi ketularan deh :D
Saturday, July 21, 2007
INSPIRASI SENJA HARI INI
namun ia membuat manusia di sekitarnya mendengar panggilan Allah
ada orang yang bahkan matanya tak bisa melihat
namun ia bisa membuat manusia di sekitarnya melihat keagungan Allah
ada orang yang bahkan mulutnya tak bisa berkata
namun ia membuat manusia di sekitarnya bertasbih menyebut nama Allah
ada orang yang bahkan kakinya tidak bisa berjalan
namun ia membuat manusia di sekitarnya berlari mendekat pada Allah
mengapa kita cuma kagum
mengapa kita cuma terpana
sudah bukan saatnya lagi berdiam diri
mengapa tidak kita saja yang jadi inspirasi !?
NB :
1. Inspired by last episode of this girl
2. Terimakasih buat sang astronom atas perhatiannya pada saya di tulisan kemaren :P
Thursday, July 19, 2007
AH (TERNYATA) SEMUANYA CUMA PERASAAN AJA
Maaf kalau ngga penting, tapi inilah hikmah yang saya dapet dalam sepekan ini.
Karena biasanya berfikir positif itu suka menyalahi perasaan kita sebenarnya
Memang sih kemaren-kemaren saya lagi rada resah gelisah. Tapi alhamdulillah, asal dijalani sambil minta terus menerus agar ditolong Allah, akhirnya perasaan jadi tenang lagi. Karena ternyata,
Yang namanya SIBUK itu cuman perasaan aja.
Aslinya mah, ngga ada yang berubah sama diri kita. Ngga ada yang berubah sama aktivitas dan kerjaan-kerjaan kita. Ya, gitu-gitu aja, ngga nambah, ngga ngurangin. Itu mah memang perasaan/hati kitanya aja yang lagi lemah.
Kemaren emang saya merasa banyak sekali kerjaan yang ngga beres-beres, numpuk dan seolah terus berteriak-teriak
"Agah, aku kapan diselesaikannya"
"Agah, aku kok ditunda-tunda"
"Agah, agah, agah...tidaaaaaaaaakk !!!! " (hiperbolis banget ;)
Ternyata kita cuma perlu berhenti sejenak, sekitar 5-10 menit sambil berkata dalam hati
Alhamdulillah ya Allah, terimakasih atas nikmat ini, dan
tolong bantu saya agar tetap dekat denganMU
Dan hasilnya, BERES DEH !
Ah..kok hari ini saya bahagia sekali ya
Mungkin karena punya temen-temen kayak anda yang ganteng dan cantik ya ;P
Makan kue kering dulu ah
NB :
1. Salah satu buku yang sangat mempengaruhi diri saya dalam tulisan ini adalah Quantum Ikhlas. Bagi yang seneng buku-buku pengembangan diri dengan nuansa teknologi modern dan sentuhan spiritual, saya sarankan buat baca ini buku. Bener-bener keren!
2. Terimakasih kepada temen-temen yang menyemangati saya buat terus menulis khususnya buat para pembaca yang misterius *siapa coba* dan kang donny, teh deen, juga teh soeltra. Memang, kemaren-kemaren itu saya lagi "merasa" jadi pecundang. Tapi da sekarang mah udah sembuh.
3. Oya, dulu kan pernah pake webcounter, tapi saya hapus ah. Soalnya malahan jadi seolah-olah meng-artis-kan blog ini. Males banget kan...Walaupun demikian, dari dulu di footer udah saya pasang google analytics kok. Buat ngeliat darimana aja pengunjung yang dateng.
Saturday, July 14, 2007
PELAJARAN 3 PEKAN
Thursday, July 05, 2007
MANUSIA GERIMIS
Tapi, saya lebih senang menyebutnya manusia gerimis. Seseorang yang saya anggap seperti gerimis, sebuah rintik yang mengawali turunnya hujan, turunnya rahmat Allah pada seluruh makhlukNya.
Baru beberapa tahun lalu, gempa di Yogya berlalu. Dan saya dengan jelas masih dapat mengingat saat di shubuh hari, saat nyawa kita baru kembali ke jasadnya, HP saya bergetar, meminta untuk dilihat
“Gah, kita bikin dompet peduli gempa yuk!” Begitulah isi pesan tersebut
Nothing special with it, dan saya yakin andapun tidak merasakan keistimewaan dari sis pesan tersebut. Tapi, baru beberapa menit kemudianlah saya dapat merasakan sebuah semangat kepedulian, semangat yang meluap-luap dari sang pengirim pesan tersebut.
Mengapa ? Karena saya berpikir, SMS inilah yang akan mengawali penggalangan dana besar-besaran di kampus pada hari itu, juga pengiriman bantuan langsung ke lokasi beberapa pekan setelahnya.
Sebuah SMS dari manusia gerimis, remeh, namun menjadi awal sesuatu yang massive!
Itulah kawan, gerakan hati untuk bersimpati amatlah mudah. Saya yakin itu, karena mungkin hampir semua kita saat sebuah musibah melanda di penjuru bumi sana, langsung tergerak hatinya untuk bersimpati. Tapi untuk beramal ? Seribu pertimbangan berkelebat, apalagi bila amal tersebut melibatkan curahan waktu dan tenaga yang notabene BUKAN rutinitas hidup kita.
Saya yakin, manusia gerimis selalu ada, dia bahkan sangat sering ada di depan mata kita.
Tapi kawan, bukankah lebih baik dia adalah kita !?
NB :
1. Terimakasih kepada kang donny, kang agung, teh deen, kang madrid, teh audrey, dan teh pury atas perhatian dan tanggapannya di tulisan sebelumnya. Oya saya orang sunda, jadi lebih nyaman dipanggil akang daripada mas, apalagi om...
2. Saya mencoba menyederhanakan blog ini berdasarkan tulisan berikut, mudah-mudahan no hurts feeling ok! Gitu aja kok repot, hehehe...
Sunday, June 24, 2007
HAMPIR MATI TIAP HARI
Aa, tau ngga tadi dosen teteh meninggal loh
Lagi naik motor, mau nyusul, kehilangan keseimbangan, dan terjadilah.
Dan yang bikin miris a,
Temen teteh baru tadi malemnya nge-sms beliau buat perwalian siang ini.
Begitulah malaikat maut, kehadirannya begitu misterius, tak pernah peduli kita siap atau tidak
Saya mencoba mengingat, kapan saja nyawa saya hampir terlepas
1. Saat balita, hampir tiap bulan saya masuk rumah sakit. Demam, muntaber, dan sebagainya. Alokasi uang gaji orangtua saya sebagain besar mengalir kesana. Bahkan kata orangtua, ibu saya sampai mengemis-ngemis pada atasannya agar diizinkan cuti, sehubungan bapak saya pun tiap hari harus bekerja.
2. Saat TK, saya tenggelam di sebuah pusaran sungai di Bandar Lampung karena didorong sepupu saya. Beruntung paman dengan sigap menarik saya yang hanya tinggal terlihat tangannya. Dan yang masih saya ingat, perasaan saya sangat lapang dan tenang saat di dalam air, mungkin karena hampir meninggal dalam kondisi belum punya catatan amal.
3. Saat SD, jatuh dari lantai 2 rumah nenek karena menginjak triplek yang saya kira adalah ubin. Beberapa jahitan mampir di kepala saya. Saya juga pernah (walau kurang elit) ditabrak oleh becak yang lagi ngebut. Masuk rumah sakit, tapi alhamdulillah ngga apa-apa.
4. Saat SMP, berbulan-bulan diopname karena hepatitis. Penyebabnya konyol, sepakbola di lapangan besar setiap hari selama bulan ramadhan, dan langsung mandi dalam kondisi berkeringat. Jelas badan ambruk. Saya dilarang olahraga selama setahun. Yang menyebabkan skill saya di berbagai cabang olahraga (cieh) menghilang.
5. Saat SMA, dan hingga sekarang saya belum tahu penyebabnya. Badan saya tiba-tiba tidak bisa menyerap air. Minum, langsung keluar. Makan, langsung keluar. Hingga saya kehilangan kesadaran. Dan kata dokter di ICU, secara medis hidup saya tinggal beberapa jam lagi bila terlambat dibawa ke rumah sakit.
6. Saat kuliah, jatuh di sebuah air terjun di Bali saat sedang arung jeram. Alhamdulillah jatuhnya pas ke perahunya lagi, walaupun menimpa dua orang bule dari Rusia yang nampak sangat shock. Saya pun pernah jatuh dari ketinggian ratusan meter ke bawah laut saat bermain parasailing. Penyebabnya, sang instruktur hanya memasang sebelah tali parasut saya, sehingga saya mati-matian memegang tali dengan kedua tangan di atas langit sampai akhirnya pasrah dan menjatuhkan diri.
Alhamdulillah sahabat, sampai sekarang saya masih hidup dan sehat wal afiyat.
Namun, saya teringat tentang beberapa pekan sebelumnya
HP saya bergetar, sobat SMA saya nelepon, tumben
Dengan nada ramah dan antusias saya angkat HPnya
Ternyata, kabar tak terduga yang mau ia sampaikan
Gah, Anggara meninggal, beliau ditabrak di gerbang kampusnya
Anggara, sobat seperjuangan yang suka menginap di rumah saya menjelang SPMB
Rival sejati saya dalam badminton, kami pernah berkeliling berdua mencari GOR hingga sore
Demi menuntaskan duel ini
Humoris, dan sangat ramah pada temannya
Satu-satunya sobat yang memanggil saya dengan nama lengkap, Anugerah
Saat ke rumahnya, ternyata beliau baru sekitar sebulan menikah
Begitulah takdir
Maka sahabat, saya cuma ingin berpesan sebagai sesama muslim
Berdoalah tiap hendak bepergian
Berdzikirlah setiap kita berkendaraan
Karena siapa yang tahu jika kita meninggal di jalan
Bebas, silakan cari yang termudah
Kita bisa mendengar ceramah/tilawah dari iPOD
Atau membaca hafalan Quran yang ayatnya sudah kita hafal
Bisa juga subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar
Atau bahkan istigfar karena pandangan mata suka kemana-mana ;)
Amalkan ya, insyaAllah ringan kok
Kalo memang takdirnya kita meninggal, insyaAllah husnul khatimah
Kalo memang takdirnya belum, kita bisa makin deket sama Allah
Seneng kan...
NB : Terimakasih kepada kang donny, pak laksono, teh deen, teh fathy, teh ratna, teh nuni, teh umi, kang hasan, kang awan, dan kang edwards atas perhatian dan tanggapannya di tulisan sebelumnya ya ! Juga atas do'a miladnya, terharu euy
Sunday, June 03, 2007
SEBEGINI DAHSYATKAH SEDEKAH !?
Jadi begini nih, beberapa hari yang lalu saya sedekah. Misalnya Rp.100 aja. Nah (walaupun sebenernya kurang baik juga sih) dalam hati saya bergumam “Ingin nyoba ah, katanya kalo kita sedekah, biasanya rizki kita dipermudah”
Kalo yang kedua adalah besok lusanya. Jadi, secara *cieh* saya
Di pameran, mendekati sebuah stan, dan menanyakan harga
Wah ternyata yang ini mah $869 x Rp.8800 = Rp. 7.647.200. Lebih murah euy! Ternyata ngga selesai sampai di situ, si Mbak ngambil kalkulator dan menyorongkan sebuah angka dengan kurs Rp 7.560.300, dipas-in jadi Rp.7.550.000 masih ditambah optical mouse.
Thursday, May 31, 2007
ANGGAPAN YANG MEMBIUS
Ada yang pernah ikut reuni? Bareng temen se-SD, SMP, SMA, atau organisasi dimana kita dulu pernah gabung disana? Saya yakin kita semua pernah, minimal pas ngumpul bulan ramadhan. Nah biasaya pas pertemuan kayak gitu suka ada temen kita yang jadi pusat perhatian. Nah, kemaren-kemaren saya pertama kalinya dalam hidup mengalami hal tersebut.
Saya yang asalnya nobody, mendadak dangdut, eh, mendadak dianggap makhluk sukses HANYA karena profilnya pernah dimuat sebuah media regional sebagai mahasiswa yang memulai bisnis sambil kuliah.
Dianggapnya saya udah bisa mandiri secara finansial dan banyak duit (Amien). Dianggapnya saya udah jago dalam seluk beluk dunia persilatan, eh, perbisnisan (Amien). Dan parahnya, mereka menganggap ”kantor” dimana saya ngontrak adalah sebuah tempat yang mentereng dan diisi oleh banyak pegawai (Amien). Hidup pak Amien, lho !?
Ok lanjut, nah, jelas aja saya serba salah dong,
Dibilang seneng, iya...da hati mah ngga bisa dibo’ongin
Dibilang malu, iya banget... da kenyataannya jauh pisan
Mungkin emang gitu kali ya tabiat segelintir *saya tidak mau meng-generalisir* masyarakat kita. Bener-bener menilai orang SEPENUHNYA dari tampilan luar.
Padahal aslinya, kuliah masih dibayarin mami papi, cieh mami papi gitu loh!
Usaha belum ada izin resmi, masih underground
Pencatatan keuangan masih di buku sinar dunia, belum pake software
Ukuran kantor cuma sekitar 3 meter persegi, dibatesin lakban item
Itupun numpang di sebelahnya tukang fotokopi
Meja satu, kursi tiga, lemari satu, cuma itu inventarisnya
Pendapatan? Masih gedean pengajar daripada saya, jauh
Dimuat di koran pun bener-bener bukan sesuatu yang saya ikhtiarkan. Ceritanya saya pernah bikin sebuah pelatihan dasar tentang keislaman. Ternyata salah seorang pesertanya adalah wartawan muda. Selepas pelatihan tersebut, kami jadi sering ketemu bareng di pengajian. Sampai pernah itikaf bareng. Akhirnya ditawarin deh buat diwawancara. Masa nolak...Nah, gitu prosesnya, bener-bener Allah yang ngatur itu mah. Bukan karena prestasi saya.
Tapi harus diakui, diantara harta tahta wanita, kelemahan saya ada di tahta. Makanya saya bersyukur masih Allah kasih temen dan sobat deket yang JAUUUH lebih prestatif dari saya. Mau akademisnya, mau kepemimpinannya, mau kesolehannya, mau kegantengannya *Plis dong*
Selain itu saya bersyukur karena tiap Kamis bada Isya di 102.7 FM, Aa Gym terus istiqomah selama sekitar duapuluhan tahun ngisi kajian ma’rifatullah. Luar biasa ya, bisa istiqomah duapuluh tahun walau badai fitnah terus menghadang. Subhanallah...
Salah satu esensi dari tausiyah beliau yang pekan kemaren menurut saya adalah bahwa
Intinya mah walaupun...
Orang nganggap kita pinter, kita ngga bakalan nambah pinter tuh
Orang nganggap kita bodo pun, IQ kita ngga mungkin ngurangin
Orang nganggap kita soleh, belum tentu Allah nerima amal kita
Orang nganggap kita ahli maksiat pun, catetan amal soleh kita ngga bakal hilang
Orang nganggap kita kaya, ngga bakal tuh harta kita nambah
Orang nganggap kita miskin pun, ngga mungkin bikin rezeki ngurangin
Jadi waspadalah, yang namanya ”anggapan” itu sangat berbahaya. Bisa membius, membuat kita berhenti belajar, berhenti beramal, karena merasa puas setelah dapet pujian atau bahkan merasa putus asa karena anggapan negatif orang.
Hidup mah, biasa-biasa aja lah.
Kan katanya manusia itu
berasal dari setetes mani,
akhirnya jadi bangke,
kemana-mana bawa tai
So, masih pantes buat sombong, pamer, pengen eksis?
Cape deh...
Saturday, May 26, 2007
SIAPA YANG ANDA AJAK 2
Ok lets start !
3. Siapa yang mengajak saya pertama kali "masuk Islam" ? Ibu bapak saya muslim, tetapi saya baru bener-bener tahu bahwa Islam itu adalah karunia terbesar, yang mengatur hidup kita agar selamat dunia akhirat, detail dari mulai masuk kamar mandi hingga mengurus negara saat kelas 1 SMA oleh seorang jamaah mesjid di deket rumah saya.
Nama beliau adalah Pak Habib, lengkapnya Habiburrahman (tanpa Al Shirozy). Beliau hanya bertanya pada saya
"Agah, umur kamu berapa?" 17, kata saya waktu masih muda hehehe...
"Berarti malaikat sudah mencatat amalan kamu selama 2 tahun, betul ?" Betul juga
"Yakin amalan kamu diterima ?" Mana kutahu pak
"Udah tau syarat amalan diterima ?" Hmm...yang penting ikhlas kan
"Gimana seandainya amalan yang udah kamu kumpulkan, kehapus semuanya ?"
Wah GAWAT dong
Saya datangi pengajian bapak-bapak di dekat rumah, saya kejar Aa Gym dan Pak Aam. Saya hadiri tabligh akbar bertemakan jihad di FUUI pimpinan Ust. Athian Ali, saya menginap di PUSDAI karena ada acara Mabitnya Ust.Saiful Islam, hingga sekarang berlabuh di Wahdah-Islamiyah.
Jazaakallah pada pak Habib, karena walaupun sekarang beliau sudah tidak tinggal lagi di kompleks perumahan saya, namun namanya masih saja berkibar sebagai ketua sekaligus guru besar bela diri Thifan se-Indonesia. Sebuah beladiri yang berasal dari Muslim China dengan ciri khas Ikrar Tauhid. Padahal, dulu pas saya dimentor oleh beliau, saya sama sekali ngga tahu kalau pria berperawakan kurus dan berkulit putih ini adalah orang yang "menyeramkan".
4. Siapa yang mengajak saya pertama kali berorganisasi ? Sebentar...walau dulu pas SMP pernah ikutan Pramuka *sekarang masih ada ngga ya?* dan pas SMA pernah ikut Pendak Silat *cieeh*, tapi saya merasa bener-bener berorganisasi saat saya masuk Keluarga Muslim (GaMus), sebuah organisasi dakwah di kampus saya. Ceritanya saya teh lagi duduk-duduk abis sholat dzuhur di masjid, trus ada manusia dengan jenggot overdosis dan postur gempal mendekati saya. "Agah ya, kenalin saya Helma, berminat masuk Gamus ngga?"
Akibat kalimat simple ini, saya menjadi ketagihan aktif. Saya yang dulunya jarang pisan punya jabatan strategis, mendadak menjabat dimana-mana. Baik jabatan struktural organisasi maupun temporer kepanitiaan. Walaupun harus saya akui, saat itu memang masa-masa nafsu "ingin jabatan" sedang menguasai jiwa. Apapun motif organisasi saat itu, baik nasionalis, agamis, maupun bisnis saya masukin semua. Sampai saya pernah nyasar ke pusatnya aktifis-aktifis nasional di Masjid Salman ITB.
Dengan berorgansasi juga saya mendapatkan efek samping, yaitu public speaking skill. Dari awalnya cuma ngomong di depan temen-temen pas rapat, hingga pernah menjadi moderator tokoh-tokoh nasional seperti misalnya Ust. Jefry Al Buchari. Saya juga pernah diberi kesempatan untuk mendampingi pak Nurkuntjoro, mantan CEO Tupperware Indonesia yang menutupi kerugian kumulatif perusahaan selama 72 bulan hanya dengan keuntungan selama beliau memimpin 18 bulan.
Back to Mr. Helma Agustiawan, sekarang beliau memimpin sebuah embrio LSM di bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Kabarnya, beliau sedang menjalani seleksi untuk menjadi fellow-nya Ashoka Foundation. Sebuah LSM terbaik di dunia dengan seleksi kemitraan yang super ketat. Ok deh, semoga sukses ya kang !
Kesimpulan :
Maksud dari tulisan diatas bukanlah sekedar ucapan terimakasih dan nostalgia masa lalu. Namun saya ingin berbagi, bahwa ternyata SEBUAH AJAKAN SEDERHANA DAPAT BERPENGARUH BESAR dalam kehidupan seseorang. Apalagi bila ajakan tersebut positif. Ajak mengajak sebenarnya bisa mendatangkan passive income bagi kita. Karena bila seseorang yang kita ajak menuju kebaikan melaksanakan terus kebaikan tersebut. Maka janji Allah, otomatis pahalanya akan ikut mengalir ke dalam catatan amal kita.
Jadi, siapa yang anda ajak ?