Sunday, June 24, 2007

HAMPIR MATI TIAP HARI

Baru kemarin-kemarin adik saya mengabarkan
Aa, tau ngga tadi dosen teteh meninggal loh
Lagi naik motor, mau nyusul, kehilangan keseimbangan, dan terjadilah.
Dan yang bikin miris a,
Temen teteh baru tadi malemnya nge-sms beliau buat perwalian siang ini.

Begitulah malaikat maut, kehadirannya begitu misterius, tak pernah peduli kita siap atau tidak
Saya mencoba mengingat, kapan saja nyawa saya hampir terlepas
1. Saat balita, hampir tiap bulan saya masuk rumah sakit. Demam, muntaber, dan sebagainya. Alokasi uang gaji orangtua saya sebagain besar mengalir kesana. Bahkan kata orangtua, ibu saya sampai mengemis-ngemis pada atasannya agar diizinkan cuti, sehubungan bapak saya pun tiap hari harus bekerja.

2. Saat TK, saya tenggelam di sebuah pusaran sungai di Bandar Lampung karena didorong sepupu saya. Beruntung paman dengan sigap menarik saya yang hanya tinggal terlihat tangannya. Dan yang masih saya ingat, perasaan saya sangat lapang dan tenang saat di dalam air, mungkin karena hampir meninggal dalam kondisi belum punya catatan amal.

3. Saat SD, jatuh dari lantai 2 rumah nenek karena menginjak triplek yang saya kira adalah ubin. Beberapa jahitan mampir di kepala saya. Saya juga pernah (walau kurang elit) ditabrak oleh becak yang lagi ngebut. Masuk rumah sakit, tapi alhamdulillah ngga apa-apa.

4. Saat SMP, berbulan-bulan diopname karena hepatitis. Penyebabnya konyol, sepakbola di lapangan besar setiap hari selama bulan ramadhan, dan langsung mandi dalam kondisi berkeringat. Jelas badan ambruk. Saya dilarang olahraga selama setahun. Yang menyebabkan skill saya di berbagai cabang olahraga (cieh) menghilang.

5. Saat SMA, dan hingga sekarang saya belum tahu penyebabnya. Badan saya tiba-tiba tidak bisa menyerap air. Minum, langsung keluar. Makan, langsung keluar. Hingga saya kehilangan kesadaran. Dan kata dokter di ICU, secara medis hidup saya tinggal beberapa jam lagi bila terlambat dibawa ke rumah sakit.

6. Saat kuliah, jatuh di sebuah air terjun di Bali saat sedang arung jeram. Alhamdulillah jatuhnya pas ke perahunya lagi, walaupun menimpa dua orang bule dari Rusia yang nampak sangat shock. Saya pun pernah jatuh dari ketinggian ratusan meter ke bawah laut saat bermain parasailing. Penyebabnya, sang instruktur hanya memasang sebelah tali parasut saya, sehingga saya mati-matian memegang tali dengan kedua tangan di atas langit sampai akhirnya pasrah dan menjatuhkan diri.

Alhamdulillah sahabat, sampai sekarang saya masih hidup dan sehat wal afiyat.
Namun, saya teringat tentang beberapa pekan sebelumnya

HP saya bergetar, sobat SMA saya nelepon, tumben
Dengan nada ramah dan antusias saya angkat HPnya
Ternyata, kabar tak terduga yang mau ia sampaikan
Gah, Anggara meninggal, beliau ditabrak di gerbang kampusnya

Anggara, sobat seperjuangan yang suka menginap di rumah saya menjelang SPMB
Rival sejati saya dalam badminton, kami pernah berkeliling berdua mencari GOR hingga sore
Demi menuntaskan duel ini
Humoris, dan sangat ramah pada temannya
Satu-satunya sobat yang memanggil saya dengan nama lengkap, Anugerah
Saat ke rumahnya, ternyata beliau baru sekitar sebulan menikah
Begitulah takdir

Maka sahabat, saya cuma ingin berpesan sebagai sesama muslim
Berdoalah tiap hendak bepergian
Berdzikirlah setiap kita berkendaraan
Karena siapa yang tahu jika kita meninggal di jalan

Bebas, silakan cari yang termudah
Kita bisa mendengar ceramah/tilawah dari iPOD
Atau membaca hafalan Quran yang ayatnya sudah kita hafal
Bisa juga subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar
Atau bahkan istigfar karena pandangan mata suka kemana-mana ;)

Amalkan ya, insyaAllah ringan kok
Kalo memang takdirnya kita meninggal, insyaAllah husnul khatimah
Kalo memang takdirnya belum, kita bisa makin deket sama Allah
Seneng kan...


NB : Terimakasih kepada kang donny, pak laksono, teh deen, teh fathy, teh ratna, teh nuni, teh umi, kang hasan, kang awan, dan kang edwards atas perhatian dan tanggapannya di tulisan sebelumnya ya ! Juga atas do'a miladnya, terharu euy

Sunday, June 03, 2007

SEBEGINI DAHSYATKAH SEDEKAH !?

Sebelumnya, saya ingin berterimakasih kepada kang ilham, teh rachma, teh nuni, dan kang awan atas tanggapannya pada tulisan terdahulu (Anggapan yang Membius)
Sahabatku tercinta, kemaren baru aja saya mengalami apa yang banyak dikatakan oleh para ulama kita. Bahwa Allah itu Maha Kaya, bahkan saking kaya-nya, balasan akan amal kita pun tidak hanya dibalas berjuta kali lipat di akhirat, tapi juga di dunia.
Ini mah mudah-mudahan bisa jadi inspirasi ya,
Jadi begini nih, beberapa hari yang lalu saya sedekah. Misalnya Rp.100 aja. Nah (walaupun sebenernya kurang baik juga sih) dalam hati saya bergumam “Ingin nyoba ah, katanya kalo kita sedekah, biasanya rizki kita dipermudah”
Apa yang terjadi? Ternyata hari itu tidak ada yang terjadi hehehe...Tapi, ternyata eh ternyata, besoknya ada SMS, yg isinya kurang lebih kayak gini “Agah, siap-siap 3 pekan lagi kita serah terima tempat fotocopy” *HAH*
Jadi ceritanya, kan kantor saya yang super imut ukurannya tuh numpang di sebelah tukang fotocopy. Sehubungan denger-denger bisnis fotocopy tersebut kurang terkelola dengan baik dan pemiliknya sudah sepuh, saya coba-coba ajukan deh ke ownernya. “Biar aja kami yang ngelola, kami setor sekian ke bapak perbulannya, tapi sewa tempat gratis”
Sebenarnya ngga terlalu ngejar banget sih, tapi ternyata Allah yang membolak-balikkan hati. Dengan mudahnya Allah menggerakkan jempol si bapak buat ngirim SMS yang tadi ke kami. Alhamdulillah, ini baru yang pertama.
Yang kedua, solat malam dirikanlah, eh…
Kalo yang kedua adalah besok lusanya. Jadi, secara *cieh* saya kan lagi nyari-nyari laptop nih. Hasil survey ke temen-temen mah kalo yg murah tapi lengkap fiturnya yaitu Axioo dan Acer. Tapi kurang tahan lama. Saya pikir, masalah barang mahal kayak gini mah harus yang tahan lama, karena saya beli bukan buat dijual lagi.
Tanya kesana kemari, yang ok tuh Dell, Sony Vaio, dan Toshiba. Karena dua merek yang awal mayoritas diatas 8 jutaan dan bugdet saya ngga cukup, akhirnya fokus deh di Toshiba (TOs HIdeung BAu, Sunda Translation : Udah Item Bau Lagi). Udah nyari-nyari, ketemu yang harganya $ 869 dan saat itu kurs Rp.8900. Jadi sekitar Rp 7.734.100 lah.
Keliling-keliling di toko sama sobat, eh rata-rata Rp.7.750.000. Masih kemahalan. Karena udah adzan maghrib, solat dulu aja ke masjid deket mall kami teh. Lalu abis solat, sobat saya ngajakin ”Gah, kita nyoba ke pameran yu!” Ya karena masih penasaran, saya hayu aja.

Di pameran, mendekati sebuah stan, dan menanyakan harga

Wah ternyata yang ini mah $869 x Rp.8800 = Rp. 7.647.200. Lebih murah euy! Ternyata ngga selesai sampai di situ, si Mbak ngambil kalkulator dan menyorongkan sebuah angka dengan kurs Rp 7.560.300, dipas-in jadi Rp.7.550.000 masih ditambah optical mouse.
Dan dalam sepersekian detik tiba-tiba si Mbak nampak salah tingkah, dan berkata ”Eh, salah!” Karena kami selaku konsumen berjiwa buas hehehe... kami tagih lagi apa yang dia ucapkan barusan. Dan akhirnya transaksi penghematan besar-besaran kami dapatkan.
Alhamdulillah, Ya Allah, Engkaulah yang membolak-balikkan hati si Mbak, Engkaulah yang membuat si Mbak salah ucap sehingga memberi kami harga grosir. Nuhun pisan ya Allah...
Nah begitulah sahabat, saya pun sekarang makin yakin kalo efek sedekah itu luar biasa, sampai-sampai di dunia pun dibalas kontan. Mudah-mudahan di akhiran lebih berlipat lagi . Amien...
NB : Hari ini, 22 tahun yang lalu, ada sepasang suami istri yang super stress menanti kelahiran si jabang bayi yang sulit keluar. Dari malem udah pembukaan, baru brojol pas adzan dzuhur besoknya. Dan bayi kurang ajar itu adalah saya, peace!!